Di sudut ruangan itu pertama kali kita bertemu. Saling menyapa dan bertanya, bertanya untuk saling mengenal dan mencari tau apa-apa yang kita sukai di antara masing-masing kita. Mencari persamaan, kesukaan, mencari kecocokan. Sama halnya seperti setiap pendekatan-pendekatan yang lainnya. Cinta tidaklah tumbuh begitu saja, ada waktu yang harus dilalui, ada rasa yang harus dipahami. Dan selayaknya setiap pendekatan, tidaklah harus berakhir cinta.
Sore itu, hari sabtu yang sedikit mendung. Hari yang sama seperti sabtu-sabtu lainnya, aku sibuk dengan HP dan Laptopku. Terasa getaran kecil beberapa kali yang berasal dari perangkat telekomunikasi elektronik batangan tanpa keyboard milikku, yang biasa disebut HandPhone TouchScreen. Aku mendapati beberapa pesan di HPku. Aku buka satu-persatu, ada sebuah pesan yang cukup mengejutkanku karena nama yang tercantum adalah nama yang sudah lama sekali tidak pernah muncul. Dia teman wanitaku. Aku buka pesan itu lebih dulu. Dan isinya adalah: "Nanti malam kamu ada acara tidak? Kita sudah lama tidak bertemu. Ada seseorang yang ingin aku perkenalkan kepadamu"
Langsung saja aku terima ajakannya. Setelah berbasa-basi dan sebagainya, kami sepakat untuk bertemu di sebuah Coffee Shop jam 9, malam nanti.
Seperti biasa, aku datang terlambat. Kebiasaan itu sudah sangat melekat padaku, tak mudah untuk mengubahnya. Langsung saja aku temui teman wanitaku yang sedang menyabarkan diri menungguku itu. Jangan sampai dia marah. Karena tidak akan ada seorangpun yang ingin melihatnya mengamuk murka.
Hei! Dia cantik sekali sedang duduk di sofa itu. Di sudut ruangan. Tapi tunggu! Wanita disebelahnya tidak kalah cantik. Bahkan menang cantik dari teman wanitaku itu.. Setelah melepas kangen sejenak dan berbasa-basi yang tidak begitu basi, aku dikenalkan pada wanita temannya teman wanitaku itu. Sepertinya pertemuan ini tidak akan sia-sia, dalam hati aku berbicara. Kita ngobrol panjang lebar sampai salah seorang dari kami ngantuk menguap-nguap. Ternyata sudah jam 11. Mereka memutuskan untuk pulang. Dan malam itu berakhir indah untuk kami semua. Terutama kami berdua, aku dan wanita temannya teman wanitaku itu. Sudut ruangan itu manjadi saksi pertemuan kami.
Keesokan harinya, aku dan wanita temannya teman wanitaku itu memutuskan untuk bertemu sekali lagi. Tapi hanya kami berdua tanpa teman wanitaku itu. Masih di tempat yang sama seperti pertemuan sebelumnya. Tapi kami memutuskan untuk bertemu lebih awal, agar waktu yang kami miliki lebih banyak juga. Kami akan bertemu pada minggu sore yang indah itu. Lagi-lagi, aku terlambat.. Ia sudah lebih dulu tiba, ia sedang duduk menikmati segelas kopi pesanannya saat aku menghampirinya. Masih di sudut ruangan yang sama...
Sejak saat itu, sudut ruangan itu menjadi kesukaan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar