12 April 2014

Sudut Ruangan Kesukaan Kita II







...aku duduk tepat di hadapannya, menatap dia yang sedang manis-manisnya memberikan senyum padaku. Aku lahap habis senyum yang ia suguhkan itu, tidak kusisakan sedikitpun. Aku lapar sekali. 

Hari ini minggu, harinya untuk bersantai, sesantai gaya wanita di depanku itu. Kaos polos berwarna abu-abu dengan celana jeans hitam panjang dan ditutup dengan sepatu. Ditambah rambut harumnya yang hitam lebat, oh sungguh indah ciptaan Tuhan yang satu ini. Aku berterima kasih pada Tuhan untuk keindahan ini. Mataku tak berhenti lapar untuk terus memakan tiap senyum yang ia berikan. Dia suka sekali tertawa, dan aku lebih senang lagi karena aku alasannya tertawa. Aku akan dengan sangat senang hati untuk membahagiakannya, entah apa yang terjadi, tapi seperti itulah yang terasa saat ini. 

Kami mulai ngobrol. Obrolan ringan seputar menanyakan kabar dan apa saja yang dilakukan hari itu. Untung kami tidak kaku, dan untungnya lagi, dia orangnya asik. Begitu asiknya sampai-sampai obrolan kami sudah melebar kemana-mana. Mulai dari tentang suku, sejarah, politik, sampai pembahasan ngawur soal abang-abang pelayan yang cuek saat kami meminta pesanan. Pembahasan kami asik sekali. Bukan bukan.. Dia yang asik sekali. Dia bukan tipe wanita yang jaim, ngobrol seadanya, tertawa yang dibuat-buat semata-mata agar terlihat menarik. Tidak. Dia sudah menarik bahkan sejak pertama kali melihatnya. Setidaknya buatku. 
Tidak terasa 6 jam sudah kami duduk berdua di sudut ruangan kesukaan kami itu. Menjadi bahan omongan pengunjung lain yang mungkin merasa terganggu karena kami berisik sekali. Suara kami yang tiba-tiba bernada keras saat keasikan bercerita, dan belum lagi tertawa kami yang sangat kencang sampai seisi ruangan dapat mendengar. Tapi aku tidak perduli dengan semua itu, aku lagi senang. Sangat senang, bahkan terlalu senang. Dan aku sadar, itu mulai tidak baik. Karena.. 

saat kau mulai terbiasa dengan adanya seseorang, maka kau tidak akan biasa saat dia tidak ada... 

Jadi, kami akhiri saja pertemuan itu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar