10 Oktober 2014

Guruku Tukang Cukur



Siang terasa lebih panas pada hari itu, dengan badan yang penuh keringat aku terbangun dari tidur. Aku kaget dan terjatuh dari tempat tidur saat kedua mataku terpaku melihat jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Dengan berat kutarik badanku ke kamar mandi, kubersihkan keringat dari badan ini dan bersiap untuk mencoba mengejar bel sekolah pukul 1:15 siang. Sekadar penjelasan, aku hanya seorang manusia yang numpang berpijak di bumi, melakukan tugas selayaknya anak seusiaku. Dengan badan yang cukup tinggi sebagai seorang laki-laki, selera humorku cukup baik untuk disebut humoris. Ya kalau untuk tampang sih kata orang-orang ganteng, kalau kata aku sih keren. Masih simpang siurlah. Dengan status sebagai seorang pelajar SMA, aku menuntut ilmu di sebuah SMA swasta di kota Medan.

Aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah setelah selesai mengagumi diriku sendiri di depan cermin, dan aku berangkatnya naik angkot, jadi masih nungguin angkotnya datang. Aku tuh orangnya paling malas nunggu, dan gampang bosan. Aku menunggu sambil terus menatap ke arah jam tanganku yang menunjukkan jam setengah satu, setelah menunggu 10menit angkotnya pun datang, aku naik dan masih melihat ke arah jam tangan ku, supir angkotnya bapak-bapak berkumis tipis berlogat batak yang sudah cukup tua, jadi dia gak mau ngebut, jalannya lama. Kalau kalian pernah lihat keong balapan, seperti itulah.

"udah deh bakalan telat ini" ucapku dalam hati masih melihat ke arah jam tanganku.
Jam 1:20 aku sampai di sekolah, aku turun, dan seperti  dugaanku,  guru penjaga sudah menanti di depan gerbang bersama murid-murid  lain yang  juga pada telat.

"aduh mati nih" ucapku, seakan berbicara pada diriku sendiri. “kena lagi, kena lagi”

Sekolahku ini lumayan terkenal dalam  banyak hal di kota Medan, dan salah satu nya adalah karna siswinya terkenal cantik-cantik hehehe dan itu juga yang menjadi salah satu alasanku masuk ke sekolah ini, aku beranggapan...

"kalau di sebuah sekolah terdapat siswi-siswi yg cantik, maka akan menambah gairah untuk bersekolah"

Mungkin gak akan gampang kalau dalam sekolah itu gak ada cewek cantiknya.. yaaa itu cuma alasan konyol aku aja sih,  bukan untuk dipermasalahkan.. Gedung sekolahku ini terdiri dari 4 lantai, dan memiliki 2kantin, satu di lantai paling bawah dan satu lagi di lantai paling atas,  saat ini aku sebagai murid kelas satu, dan kelas ku berada di lantai 4. setiap hari aku harus naikin tangga sekolah dari lantai 1 sampai menuju kelasku di lantai 4, coba bayangin gimana capeknya -__- nyampek di kelas aku udah ngos-ngosan kayak habis lari maraton. Oiya, pulang sekolahnya itu jam 6 sore, dan itu waktu yang paling ditunggu-tunggu buatku. Aku merasa sangat santai untuk pergi sekolah karna gak harus bangun pagi-pagi, aku biasa bangun tidur jam 11 hahahaha.. Iya, emang perginya bisa nyantai, TAPI TELAT TERUS!

Agak aneh bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain,  di sini para siswa laki-laki tidak boleh berambut gondrong,  semua harus pendek seperti rambut para tentara atau pasukan militer,  setiap hari selalu ada guru penjaga di gerbang sekolah untuk memeriksa murid-murid yang atribut seragamnya tidak lengkap,  atau murid yang rambutnya masih gondrong,  juga murid-murid yang terlambat datang ke sekolah. Sekolah ini lebih ke penjara sih sebenernya.
 Oke, cukup penjelasannya. Kita kembali pada aku yang sedang menatap ke arah sekolah dari seberang jalan.

Aku berdiri di depan gerbang sekolah, kebetulan guru penjaga hari ini seorang guru perempuan,  nama nya buk Susi,  masih muda dan sebenernya orangnya cantik, tapi karena kerjaannya buat kesal, jadi murid-murid pada benci sama dia, termasuk aku. Aku pun masuk dan bergabung dengan teman-temanku yang juga telat, kami disuruh berbaris dalam satu  barisan dan buk Susi pun mulai melakukan keahliannya.
 "kamu!! kenapa telat?" tanya dia sambil melotot ke arah murid pertama di dalam barisan
 "iya buk, tadi di jalan macet" jawab sang murid dengan tulus
"kalau kamu? kenapa telat?!!" tanya buk susi lagi terhadap murid ke2
"rumahku jauh, buk, angkotnya juga lama"
"alahh, alasan saja kalian semua, rumah ibu juga jauh, tapi ibu gak telat" tegasnya..
lalu buk susi memeriksa setiap murid satu per satu, juga memeriksa isi tas setiap murid.
“Sini tas kamu, ibu mau periksa isinya”
dan ternyata banyak di temukan benda benda yang tidak ada hubungannya dengan sekolah. Ada rokok,  mancis,  majalah dewasa,  sisir,  peralatan make up buat yang cewek dan banyak lagi..
“Apaan ini?” tanya buk susi
Dengan wajah yang pucat, siswi itu menjawab “Sisir, buk”
“Owh! Kamu nulis pake sisir? Iya?!”
“enggak buk” jawabnya tertunduk lesu

“Kamu! Sini tasnya” ke antrian murid berikutnya
“Nih buk..” pasrah
“Apa ini? HAH?!”
“Ya mancis, buk. Masa ibu gak tau” sambil tersenyum
“Owh, kamu melawan ya! Kamu pikir lucu? Iya?!”
“Enggak buk, maaf”
“Push Up 20 kali, sekarang!!”


lalu sampailah buk guru ke teman sebelahku,  kami teman satu kelas, namaya Ion..
orangnya ganteng, punya banyak fans di sekolahan. Paling playboy dari semua murid di kelas.
"kamu kenapa bisa telat?"
"tadi pas naik angkot bannya bocor buk" jawab Ion sambil bercanda.
buk Susi periksa isi tas Ion dan isi tasnya hanya peralatan sekolah, ternyata dia bersih, atribut seragamnya juga lengkap, dia  pun terlihat senang, sampai buk guru melihat ke arah rambutnya. Dia kaget, dan mulai cemas, saat buk Susi mengeluarkan gunting dari dalam sakunya.
 "mau ngapain buk bawak bawak gunting?" tanya ion cemas
aku pun  mulai khawatir sambil memegangi rambut ku.
dengan keahlian yang tinggi buk Susi pun mulai  mengeksekusi rambut Ion secara brutal.. helai demi helai rambutnya berjatuhan di lantai, Ion menatapi rambutnya yang berserakan seperti seorang yang baru saja ditolak cintanya, dia terlihat sedih setelah rambutnya yang gak karuan. 

Giliranku pun tiba,  melihat hasil karya sang guru terhadap temanku tadi, aku pun jadi gak punya harapan, aku udah pasrah, terserah tuh guru deh mau ngapain.
Sama seperti Ion, masalahku pun terletak di rambut.. yaa kebanggaan ku.. dan tanpa perlawanan, akhirnya  rambutku pun dijadikannya karya seni .-____-.

Buk Susi selalu terlihat senang dalam merusak suasana hati murid-muridnya, dan aku selalu bingung, entah apa hubungan antara belajar dengan rambut yang harus pendek.

1 komentar:

  1. Cerpennya keren Boss.. Bu Susi sadis sukanya ngacak2 rambut muridnya... Jika berkenang mampir juga di blog ku namanya golden-water.heck.in
    / twitter ku @ariwapernewbie_ Thankkzz

    BalasHapus