17 Januari 2015

Kita Yang Saling Menemukan

Awalnya
Hanya ada masing-masing Aku dan Kau, dua insan berlainan jenis kelamin, tak saling kenal tak saling tahu kalau ada orang seperti Aku dah Kau di Bumi ini. 

Aku sibuk dengan duniaku, sudah pasti juga denganmu, Aku terus berjalan menyusuri hidupku, tak tahu berjalan mundur atau ke depan, yang aku tahu aku berjalan. Disaat bersamaan, kau sibuk dengan teman-teman, yang bagimu merekalah segalanya. Kau tidak tahu ada siapa di ujung jalan, yang Kau tahu hanya merekalah segalanya, dan cukup itu saja.

Tanpa Aku dan Kau sadari, setiap hari apa yang kita lakukan sehari-hari malah mendekatkan jarak antara dua hati berlainan diri ini.


Kemudian
Tepat di tengah jalan, jalan yang Kau pilih juga yang Aku jejakan, Aku dan Kau datang dari arah yang berlawanan, jalan yang kita pilih ternyata memiliki titik pertemuan. Jalan yang aku berinama takdir, di situ kita saling menemukan.


Sekarang
Jalan itu Aku dan Kau satukan, semakin lebar dari jalan sebelumnya. Di saat bersamaan, Aku dan Kau pun ikut bersatu, menjadi Kita. 

Dengan perasaan puas Kita lanjutkan berjalan, bergandengan, kita tidak perlu tahu apa akhir di ujung jalan. Kalau harus tersesat, maka Kita akan tersesat bersama, tidak perlu panik, Kita tinggal mencari jalan baru. Lalu melanjutkan perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar