Biar aku ceritakan bagaimana caraku merindukanmu, Sayang.
Sore itu, cuaca sedang asik-asiknya, tidak panas juga tidak mendung, angin berdansa dengan sejuknya membuat suasana semakin aduhai, apalagi saat itu perempuan yang bersamaku adalah dia yang paling aku sayang, Rahmi. Hari itu segalanya terasa pas, tidak ada yang dilebih-lebihkan. Sore itu hari minggu, perempuan yang saat ini sedang sangat-sangat aku rindukan itu mengenakan kemeja lengan panjang berwarna biru muda, dipadukan dengan rok pink panjang yang membuatnya terlihat lebih dari cantik. Aku tidak tahu apa kata yang cocok untuk menggambarkannya. Aku juga tidak tahu, apa ada? Semua kata yang aku tahu terasa kurang untuk menjelaskan bagaimana saat itu dia begitu mencuri semua perhatianku. Juga dengan jilbab berwarna pink muda yang membungkus senyum manis dari bibir dengan 2 tahi lalat yang semakin manis itu. Dia lebih dari cantik. Dia sayangku, dia Rahmiku. Dia sedang berjalan di lorong itu saat aku ambil foto dirinya, mataku tak pernah lepas dari senyum dengan 2 tahi lalat tadi. Sungguh aku jujur, dia lebih dari cantik. Kita berjalan ke arah pepohonan rindang, ada sebuah pohon dengan bunga berwarna kuning menyala yang mencuri tatapanmu di sana, kau minta aku petik untukmu, untukmu yang daritadi tidak bisa meraihnya. Kuambilkan, kuberi padamu, kau terlihat senang pada bunga itu, walau sesungguhnya aku tahu, akulah yang membuat senangmu.
Hari itu adalah hari yang sangat tidak pantas untuk dilupakan. Hari itu terlalu menyenangkan.
Hari ini adalah hari kelima kita tidak jumpa, rindu dan sayangku tak pernah sama, selalu bertambah tiap harinya. Aku merindukanmu, Sayang. Untunglah, Sayang, kau sudah memberi banyak ingatan yang akan aku rindukan, lalu aku akan dengan baik merindukanmu.
Aku merindukanmu.
Apo-mu
Tiap hari jadi keterusan baca suratnya nih :)
BalasHapus