Cinta itu mengalah, bukan kalah. Pada jarak
misalnya, kita hanya mengalah karena jauh sedang menahan temu, seperti layaknya
perang di medan pertempuran, aku dan kau Rahmi, kita sedang melawan Jauh dan
temannya Jarak, sedangkan Temu adalah tawanan mereka. Kita sedang menyusun
strategi untuk menyelamatkan Temu dan memerdekakan Rindu, Rindu adalah tanah
air yang selalu kita perjuangkan, tanah kelahiran untuk tiap doa dan
harapan-harapan tentang kebahagiaan. Tanah air untuk tiap kenangan yang bisa
kita ingat, untuk tiap senyum yang kita buat. Rindu adalah alasan kita,
sedangkan temu adalah kuncinya.
Kita bukannya kalah pada keadaan dan
menelantarkan rindu. Rindu itu kita rawat, kita jaga dan pada waktu yang tepat,
rindu-rindu itu akan dalam keadaan sehat wal'afiat saat mata kita saling
tangkap dalam hangat dan hikmat. Dan pada saat itu, jaraklah yang kalah.
Kita pernah menang dari jarak, ataupun jauh.
Kita hanya perlu mengulanginya lagi, kemudian jarak tak perlu kita tanggapi.
Biarkan saja ia merengek seperti seorang adik yang kesal karena kalah bermain
dari abangnya. Lalu, saat tatapan kita akan kembali dijauhkan, kita hanya perlu
mengalah lagi, pada Jarak, pada ego masing-masing. Seperti seorang abang yang
mengalah pada adiknya, semata hanya agar ia mau bermain kembali dan permainan
dimulai lagi. Setelah itu, kita hanya mengalah untuk kemenangan kita yang lebih
megah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar